Wamena, Jayawijaya – Di bawah langit biru dan hembusan angin Pegunungan Tengah Papua, suasana hangat tercipta di halaman Rumah Pengungsi Yali, Jalan Bhayangkara, Kecamatan Wamena Kota. Puluhan anak-anak duduk rapi, mengenakan kaus merah bertuliskan “Rasaka Cartenz 2025”, siap menyambut kehadiran sosok-sosok berseragam yang tak hanya membawa buku dan alat tulis—tetapi juga harapan dan cinta kasih. KAMIS, (12/06) PAGI.
Kegiatan ini merupakan bagian dari Operasi Rasaka Cartenz 2025, di mana Subsatgas SI-IPAR Polres Jayawijaya hadir untuk memberikan pelayanan psikososial, motivasi belajar, dan edukasi ringan bagi anak-anak pengungsi asal Distrik Yali. Dalam keterbatasan, mereka tetap memiliki semangat yang luar biasa untuk belajar dan tumbuh.
Dengan pendekatan penuh empati, para personel polisi membagikan buku, berdialog dengan anak-anak, bahkan turut mendampingi mereka belajar sambil bermain. Sorak tawa dan senyum tulus dari para anak menjadi bukti bahwa kehadiran aparat bukan sekadar formalitas, melainkan bentuk nyata kepedulian.
Kasubsatgas SI-IPAR Polres Jayawijaya, IPTU Benyamin Tandipayung, menyampaikan bahwa kegiatan ini merupakan komitmen berkelanjutan dari Polri dalam menciptakan keamanan yang berpihak pada kemanusiaan.
“Kami hadir bukan hanya untuk menjaga keamanan, tetapi juga membangun kembali harapan. Anak-anak ini adalah masa depan Papua, dan sudah seharusnya mereka mendapatkan ruang yang aman, nyaman, dan penuh kasih untuk tumbuh,” ungkap IPTU Benyamin dengan penuh semangat.
Tak hanya edukatif, kegiatan ini juga menjadi momen penting untuk membangun kembali kepercayaan antara masyarakat dan aparat keamanan. Hubungan yang selama ini tegang, perlahan mencair lewat sentuhan kasih dan interaksi penuh ketulusan.
Operasi Rasaka Cartenz 2025 membuktikan bahwa keamanan tidak hanya diciptakan lewat kekuatan, tapi juga lewat cinta, perhatian, dan komitmen untuk hadir di tengah masyarakat. Papua butuh pelukan, bukan hanya pengawasan. Dan hari itu, di rumah pengungsian sederhana, pelukan itu terasa nyata.(rd)